Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Mayjen TNI Djon Afriandi, menyatakan bahwa kelompok oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) yang mengancam stabilitas keamanan dan ketertiban harus segera ditindak tegas. Meski memahami bahwa ormas dan premanisme adalah dua hal yang berbeda, ia menegaskan bahwa segala kegiatan ormas yang mengarah pada aksi premanisme harus dilawan secara bersama-sama.
Mayjen TNI Djon menjelaskan, polisi akan berperan dalam menanggulangi masalah ini, dengan melibatkan masyarakat untuk melawan segala bentuk tindakan yang merusak ketertiban. Menurutnya, meskipun ormas tidak selalu identik dengan premanisme, tindakan yang merugikan masyarakat harus tetap dilawan. Ormas yang menjalankan kegiatan positif dan mendukung pemerintah tentu akan memberikan manfaat bagi negara. Namun, jika terdapat oknum dalam ormas yang terlibat dalam premanisme, hal tersebut harus mendapat perhatian serius.
Ia menggambarkan premanisme sebagai kelompok yang tidak mau bekerja dengan cara yang sah, tetapi ingin memperoleh pendapatan besar dengan memaksakan kehendaknya pada orang lain. Hal ini dapat merusak keamanan dan keadilan di masyarakat.
Salah satu contoh yang disoroti oleh Mayjen TNI Djon adalah peristiwa yang melibatkan ormas yang mengganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, yang sempat dilaporkan oleh Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno. Eddy mengingatkan bahwa tindakan premanisme seperti ini dapat menurunkan kepercayaan investor, karena keamanan menjadi faktor yang sangat penting untuk menarik investasi ke Indonesia.